Tak Seindah yang Dikira, Pendapatan "Squid Game" dan Fakta di Balik Kesuksesannya

- Senin, 22 November 2021 | 06:00 WIB
Sebuah buku mengungkap perkiraan pendapatan yang  diterima rumah produksi 'Squid Game' dari Netflix (Netflix)
Sebuah buku mengungkap perkiraan pendapatan yang diterima rumah produksi 'Squid Game' dari Netflix (Netflix)

Namun, di saat yang bersamaan, Carolyn Noh mengatakan bahwa kesepakatan seperti itu juga membuat para pembuat konten memperoleh pendapatan yang terbatas.

Ia juga mengatakan bahwa praktik Netflix tersebut, dengan memberikan hanya 10 persen hingga 20 persen ke studio, masih terhitung pelit.

Jika dibandingkan dengan model pendapatan yang diperoleh para pembuat sepatu atletik dan pakaian jadi, Nike, di mana pemasok lokal mendapatkan 30 persen sebagai margin atau uang ganti produksi.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan: PT Lion Super Indo Bulan November 2021

Dia mencatat bahwa Netflix dan Nike bekerja dengan mitra mereka di bawah kontrak yang berbeda.

Menurutnya, pemasok lokal Nike berstatus original equipment manufacturer (OEM) dan tidak seperti ODM Netflix, OEM Nike hanya memproduksi produk mengikuti desain dan pedoman lain yang ditetapkan oleh kantor pusat Nike.

"Tetapi mitra Nike masih mendapatkan porsi yang lebih tinggi daripada mitra lokal Netflix, meskipun apa yang dilakukan mitra Nike jauh lebih sederhana dari apa yang dilakukan mitra lokal Netflix," kata Carolyn Noh.

Baca Juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Honda Prospect Motor

Dalam buku tersebut, keempat ahli (co-authors) mengulas bagaimana pandemi telah mempengaruhi industri hiburan Korea.

Dan melihat apa yang akan terjadi tahun depan kepada dunia hallyu (popularitas hiburan dan budaya Korea di dunia), OTT, dan platform konten lainnya, serta siapa yang akan menjadi pemenang dan yang kalah dalam pertempuran antara raksasa streaming global dan lokal yang telah meluncur di Korea, di tengah pandemi ini.

Buku ini juga menyuguhkan pandangan optimis tentang masa depan hallyu—buku tersebut menuliskan bahwa masyarakat akan kembali ke bioskop untuk menonton film, menolak skeptisisme tentang masa depan dunia perfilman.

Baca Juga: Universal Studios Jepang, Taman Hiburan yang Wajib untuk Kamu Kunjungi saat Berlibur Ke Negeri Sakura

Dituliskan pula, rekor box office yang suram sejak pecahnya pandemi COVID-19 lebih berkaitan dengan kurangnya film blockbuster yang beredar, bukan dari cerminan penonton film yang berhenti pergi ke bioskop karena pandemi.

Banyak para pembuat film terkenal di luar sana yang harus menjadwalkan ulang bahkan menunda penayangan karya mereka di bioskop.

Para penulis mencatat, bahwa pada nyatanya memang sedikit sekali film-film besar atau terkenal yang beredar di bioskop selama pandemi.

Halaman:

Editor: Tasya Nandynanti Demautami

Sumber: Korea Times

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X