Drama 'Snowdrop' Terbukti Tidak Membelokan Sejarah, Ini Kata KCC

- Senin, 11 April 2022 | 16:30 WIB
Akhir kontroversi distrosi sejarah drama 'Snowdrop' ( Tangkap layar drama 'Snowdrop'/JTBC)
Akhir kontroversi distrosi sejarah drama 'Snowdrop' ( Tangkap layar drama 'Snowdrop'/JTBC)

ENAMPAGI - Drama "Snowdrop" yang dibintangi Jisoo BLACKPINK dan aktor Jung Hae In telah sukses meraup rating tinggi di akhir episodenya.

Sebelumnya, "Snowdrop" sempat diterpa banyak sekali kritikan dan komentar miring perihal alur cerita yang dianggap mendistorsi sejarah pergerakan demokrasi Korea Selatan dan mengagungkan mata-mata Korea Utara.

Kritik dan komentar tersebut berdampak pada sektor produksi, seperti mundurnya beberapa sponsor serta petisi menghentikan penayangan drama "Snowdrop" ini.

Bahkan, para cendekiawan Korea Selatan pernah berbondong-bondong membeberkan bukti bahwa drama "Snowdrop" membelokan sejarah Negeri Gingseng dalam sebuah petisi yang diajukan kepada Gedung Biru.

Baca Juga: Daftar Klasemen Sementara MotoGP, Moto2, dan Moto3 Usai Race MotoGP Amerika 2022

Namun, belum lama ini, Komisi Standar Komunikasi Korea (KCC) mengeluarkan pernyataan yang membantah semua tuduhan tersebut.

"Kami memutuskan, berdasarkan persetujuan mayoritas anggota, bahwa akan sulit menerapkan aturan permusyawarahan [untuk drama 'Snowdrop']."

Pihak KCC melanjutkan, "Melihat bagaimana penggambaran karakter dari Badan Pertahanan Nasional yang irasional dan komikal dalam drama, sulit untuk mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengagungkan mereka atau merusak nilai dari gerakan demokratisasi."

Baca Juga: Vanessa Khong dan Ayahnya Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Indra Kenz, Vanessa: Negara Konoha

"Drama adalah sebuah karya yang membutuhkan kebebasan penuh dalam berkreasi, jadi sulit jika melihat sebuah drama sebagai karya yang mengandung kepercayaan publik terhadap sejarah," tambah pihak KCC.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah dilakukan peninjauan oleh Komite Penasihat Penyiaran Khusus yang dibentuk KCC.

KCC juga mengatakan, "Oleh karena itu, isi dari Kementerian Keamanan dan para agen Keamanan [dalam drama] yang mematuhi surat perintah atau bekerja sama dengan agen Korea Utara untuk melindungi hak asasi manusia, atau penggunaan lagu-lagu rakyat dalam adegan pelarian tokoh protagonis pria yang ditetapkan sebagai mata-mata, melampaui batas kebebasan berekspresi, dan berdemokratisasi."

Baca Juga: 6 Fakta Kemenangan Enea Bastianini di MotoGP Amerika 2022 yang Samai Rekor Valentino Rossi

"Mayoritas anggota komite setuju bahwa sulit untuk menerapkan aturan musyawarah (mempertimbangkan) karena sulit untuk melihat bahwa hal itu merusak nilai gerakan [demokratisasi] dan merusak martabat juga kebanggaan bangsa," sambung KCC.

Halaman:

Editor: Eko Pradesa Subekti

Sumber: news.naver.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X