Dalam Kegiatan Wawasan Kebangsaan, Polres Sukoharjo Aipda Aipda Afandi : 'Jangan Lagi Ada Perbuatan Perkusi'

- Jumat, 23 September 2022 | 15:56 WIB
Dalam Kegiatan Wawasan Kebangsaan, Polres Sukoharjo Aipda Aipda Afandi : 'Jangan Lagi Ada Perbuatan Perkusi'
Dalam Kegiatan Wawasan Kebangsaan, Polres Sukoharjo Aipda Aipda Afandi : 'Jangan Lagi Ada Perbuatan Perkusi'

 

SUKOHARJO - Indonesia adalah negara persatuan dengan kepulauan, adat istiadat, budaya dan agama yang begitu beragam. Hal tersebut patut disyukuri, karena sejauh ini Indonesia masuk dalam negara dengan tingkat toleransi yang tinggi.

Seperti yang disampaikan Ka Kemenag Kab. Sukoharjo, Drs. H. Muh. Mulai, M. PdI pada saat menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan di Ponpes PPTQ Ulul Albab, Glodog, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Menurutnya, kita wajib bersyukur dimana Indonesia adalah Negara persatuan meskipun banyak pulau, adat istiadat, budaya dan agama serta ada ada 6 agama yang diakui di Indonesia salah satunya adalah agama Islam.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Pantai Paling Hits dan Populer di Balikpapan, Kalimantan Timur

Dijelaskannya, belajar tentang Islam harus dilakukan secara menyeluruh, artinya jangan hanya bagian tertentu saja atau sepotong-sepotong serta tidak salah menafsirkan pemahaman dan tidak menyalahkan orang lain termasuk bagi umat agama yang berbeda.

"Alqur'an harus dipedomani dan diamalkan dengan baik dalam setiap sendi kehidupan, dengan adanya kecintaan maka akan timbul sikap saling menghormati," ucap Muh. Mulai, pada Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dengan tema 'Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Berlandaskan Nilai-Nilai Pancasila dan Toleransi Untuk Menciptakan Wasathiyah Menuju Ridho Allah Ta'alaTa'ala,' Jum'at, 23 Sep 2022, di Ponpes PPTQ Ulul Albab, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sehingga, lanjutnya, cukup prihatin dengan adanya beberapa informasi yang saat ini viral, dimana faktanya ada kasus kekerasan/penganiayaan di Ponpes santri yang dilakukan oleh senior dan yunior hingga mengakibatkan meninggal dunia.

Menurutnya, Ponpes seharusnya mengadopsi Ponpes ramah anak, perlu komitmen bersama bahwa kekerasan di Pondok yang pernah ada, maka kasus kekerasan ini jangan sampai terulang. Jangan sampai senior memperkusi yunior, contohnya senior memperkusi/bulying ke santri yunior.

"Kita harus membangun budaya santri patuh kepada Kyai, santri selama didalam harus mentaati tata tertib Ponpes begitu juga setelah keluar agar bisa mentaati peraturan masyarakat, bagian dari upaya agar bisa mewujudkan Program Pesantren Ramah Anak,"

Selain itu, Muh Mulai juga berharap agar kegiatan dan silaturahmi tetap terjaga sebagai perwujudan dari pengamalan nilai -nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, dari perbedaan yang ada bisa berkolaborasi melalui komunikasi aktif untuk menciptakan sebuah kekuatan dalam bingkai NKRI.

Ditempat yang sama, Direktur Ponpes PPTQ Ulul Albab Ustadz Abdurrahman menegaskan agar dalam menjalankan perintah Allah SWT, meninggalkan perbuatan dosa, maksiat dan berhati-hati dalam menjalankan kehidupan dengan menjadikan ketaqwaan sebagai pondasi dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan bernegara.

"Ponpes Ulul Albab Tahfizul Quran program utama orientasinya adalah santri menghafal Alquran 30 jus, Ponpes lama sejak 1996 yang terus isriqomah di Sukoharjo kemudian menjamur Ponpes sejenis sampai hari ini. Untuk santri Putra dan Putri jumlah 678, lokasinya di pisah saat ini terus sedang pengembangan asrama baru," ucap Ustadz Abdurahman.

Aipda Afandi Sat Bimmas Polres Sukoharjo yang juga hadir dalam kegiatan tersebut berharap agar silaturahmi ini bisa saling mengenal dan bersatu.

Halaman:

Editor: Pamela Apriliana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perempuan, Pemikiran, dan Merasa Terpuji

Minggu, 22 Oktober 2023 | 10:35 WIB

Dejavu, Di Kampus ISI Jogja Kala Itu

Minggu, 22 Oktober 2023 | 10:20 WIB

4 Kampus Swasta Terbaik yang Ada di Indonesia

Rabu, 5 Juli 2023 | 07:52 WIB

Terpopuler

X