Uniknya Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Belahan Dunia

- Sabtu, 8 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Umat Muslim Pakistan di Malaga, Spanyol, turun ke jalan dalam rangka memperingati Maulid Nabi (Akun Twitter @CasoAislado_Es)
Umat Muslim Pakistan di Malaga, Spanyol, turun ke jalan dalam rangka memperingati Maulid Nabi (Akun Twitter @CasoAislado_Es)

ENAMPAGI - Peringatan Maulid Nabi Muhammad menjadi saksi setiap tahun, meskipun cara perayaannya berbeda, kesamaan semangat dan suasana ketenangan dan kedamaian Tanggal 8 Oktober 2022 atau bulan Rabi 'Al-Awwal Islam bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad, yang diperingati oleh banyak Muslim di seluruh dunia dengan cara yang berbeda.

Dekorasi dan lampu, manisan dan makanan populer, pembacaan puisi dan litani, bendera dan prosesi lilin di banyak kota dan desa Arab, dari Maroko hingga Timur, orang-orang merayakan Maulid Nabi Muhammad setiap tahun, dalam beberapa cara.

Perayaan Maulid Nabi di berbagai belahan dunia termasuk festival, layanan doa, pembacaan puisi dan litani, serta pertemuan keagamaan.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah peristiwa sejarah dan budaya yang sudah berlangsung lama, di mana umat beriman mengungkapkan cinta mereka kepada Nabi.

Baca Juga: Home Stay Pesisir Keraya, Destinasi Wisata Alam Yang Sedang Viral Di Kotawaringin Barat Bisa Bikin Full Senyum

Sekalipun perayaannya berbeda, semangatnya tetap sama dengan berbagi suasana ketenangan dan kedamaian yang menyebar diiringi suara rebana dan pujian.

Istilah Maulid juga digunakan di beberapa bagian dunia, seperti Mesir, sebagai istilah umum untuk perayaan ulang tahun tokoh-tokoh agama sejarah lainnya seperti para sufi.

Festival Maulid Al-Nabawi dikaitkan dengan aliran Sufi Islam karena ditandai dengan puisi dan lagu yang menghormati Nabi.

Baca Juga: Daftar 8 Drama Thailand Terbaru Tayang Oktober 2022 Bertabur Bintang dan Beragam Genre Seru Untuk Ditonton

Sebuah puisi abad ke-13 yang terkenal, "Qasidah Burda," sering dibacakan untuk memuji Nabi dan rahmat yang telah dibawanya.

Sejarah perayaan ini kembali ke masa awal Islam ketika beberapa Tabi'un mulai mengadakan sesi di mana puisi dan lagu yang disusun untuk menghormati Nabi Muhammad dibacakan dan dinyanyikan kepada orang banyak.

Dikatakan bahwa penguasa Muslim pertama yang secara resmi merayakan kelahiran Nabi Muhammad dalam sebuah upacara yang mengesankan adalah Muzaffar Al-Din Gökböri (w. 630/1233).

Baca Juga: Hidden Gem! Destinasi Wisata Alam Taman Langit Pangalengan, Dihiasi Pemandangan Pegunungan dan Kebun Teh

Kerajaan Ottoman menyatakannya sebagai hari libur resmi pada tahun 1588, yang dikenal sebagai Mevlid Kandil.

Halaman:

Editor: Wahidah Sofariah Asaroh

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Perempuan, Pemikiran, dan Merasa Terpuji

Minggu, 22 Oktober 2023 | 10:35 WIB

Dejavu, Di Kampus ISI Jogja Kala Itu

Minggu, 22 Oktober 2023 | 10:20 WIB

4 Kampus Swasta Terbaik yang Ada di Indonesia

Rabu, 5 Juli 2023 | 07:52 WIB
X