Serba-Serbi Idul Fitri! Menilik Mudik, Tradisi Lebaran yang Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan

Hal tersebut dijelaskan oleh Silverio Raden Lilik Aji Sampurna, Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi Moto3 Spanyol 2022, Izan Guevara Menjadi yang Tercepat

Kerajaan Majapahit memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, bahkan hingga ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.

Oleh karena itu, raja menempatkan para pejabatnya di berbagai wilayah kekuasaannya.

Pada suatu waktu, pejabat menghadap raja sekaligus mengunjungi kampung halaman.

Begitu pula pada saat Kerajaan Mataram Islam berkuasa, para pejabatnya seringkali pulang ketika Idul Fitri tiba.

Baca Juga: 'The Lost City' : Tontonan Seru Bersama Keluarga di Libur Lebaran

Mudik pada Masa Awal Pasca Kemerdekaan Indonesia

Pasca kemerdekaan Indonesia, umat Islam di Indonesia juga pernah terhalang untuk dapat pulang ke kampung halamannya.

Hal ini terjadi lantaran kondisi politik yang tidak stabil karena masih adanya kontak senjata yang terjadi antara pejuang Indonesia dengan tentara Belanda.

Selain itu, transportasi yang belum memadai juga menjadi penghalang para umat Islam di Indonesia untuk pulang ke kampung halaman mereka.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Langit Favorit' – Luthfi Aulia yang Netizen Kaitkan dengan Hanggini 

Pada waktu itu, Harian Kedaulatan Rakjat menyewakan sebuah kolom yang dapat diisi dengan ucapan “Selamat Hari Raya”.

Kolom ini pun menjadi sangat populer karena mencapai hampir setengah halaman pada satu hari menjelang Lebaran dan dilanjut beberapa hari setelah Lebaran.

Mudik pada Tahun 1960 - an

Pemerintah meminta kepada masyarakat agar membatasi diri untuk bepergian menggunakan transportasi umum, seperti kereta api maupun kendaraan umum lainnya.