Cara Meraih Kebahagiaan Sejati Ala Buku Psikologi Suryomentaraman, Menguak Pedoman Hidup Bahagia Ala Jawa

Pernahkan kalian bertemu dengan orang yang demikian? Jika pernah atau diri kita sendiri yang bertingkah semacam ini maka dapat diindikasi jika kita telah gagal meraih hal yang diekspektasikan dan gagal pula menguasai diri sendiri.

Hikmahnya, perbaiki diri dan tolong lebih respect pada orang lain siapapun itu bahkan orang yang dianggap lebih rendah strata sosialnya, kedudukannya, pendidikannya dan semacamnya.

Apapun itu, dimata Tuhan kita memiliki kedudukan yang sama dan sikap semacam itu bukanlah sikap yang terpuji. Kita malah akan berdosa karenanya.

Baca Juga: Gempa di Cianjur Menyebabkan Dampak yang Begitu Parah, Benarkah Bermula dari Aktivitas di Sesar Cimandiri?

3. Kesempurnaan itu sama sekali tidak ada

Kesempurnaan dalam hidup itu semu dan nyaris tidak ada. Apalagi kehidupan yang selalu diliputi rasa senang dan menghindari bahkan menolak kesulitan yang hingga akhirnya malah membuat hidup kita sulit karena menolak kesusahan itu tadi.

Nah, biasanya hal ini sering kali kira lakukan bahkan dengan tanpa kita sadari.

Baca Juga: Gempa di Cianjur Menyebabkan Dampak yang Begitu Parah, Benarkah Bermula dari Aktivitas di Sesar Cimandiri?

4. Cinta kasih itu perlu dan penting tumbuh dari dalam diri

Mengapa? Agar hati kita bisa lebih bahagia dan menumbuhkan kebahagiaan itu dari dalam diri sendiri.

Bila hati diri sendiri bahagia maka kita akan bisa membuat diri kita ini nyaman dan juga membuat orang lain di sekitar kita juga merasa nyaman.

Jadi, jangan hanya mendambakan kebahagiaan dari orang lain di sekitar kita saja apalagi menuntutnya dari orang lain.

Namun, tumbuhkan rasa bahagia itu dari hati lalu berikan pada orang yang kita sayangi dan yang ada di sekitar kita karena sebenarnya kebahagian diri itu adalah tanggung jawab diri sendiri.

Baca Juga: Yeri Red Velvet Di 'Cheongdam International High School' Peran Seperti Apa Yah?

5. Banyak hal jadi pelengkap hidup