Asal-Usul Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu, Destinasi Wisata Saksi Bisu Kisah Patah Hati Seorang Gadis

- Senin, 8 Agustus 2022 | 17:30 WIB
Asal Usul Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu (Instagram @noki.dinata24)
Asal Usul Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu (Instagram @noki.dinata24)

ENAMPAGI - Danau Dendam Tak Sudah adalah sebuah danau yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Bengkulu. 

Danau Dendam Tak Sudah bertempat di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu dengan luas keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 hektare.

Danau Dendam Tak Sudah diperkirakan terbentuk oleh aktivitas vulkanik ini ditetapkan sebagai cagar alam oleh Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1936.

Karena kegunaannya sebagai cagar alam inilah saat berwisata di sini kamu tidak hanya disuguhi pemandangan danau yang cantik, melainkan juga bisa berjumpa dengan flora dan fauna endemik Sumatera, khususnya Bengkulu seperti bunga bangkai raksasa Raflesia Arnoldi.

Baca Juga: Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Menilik Seberapa Jauh Perkembangan Iptek Di Indonesia

Namun, tahukah kamu? Danau Dendam Tak Sudah ini mempunyai kisah legenda tentang asal-usul terbentuknya danau ini sendiri yang diceritakan dari mulut ke mulut secara turun temurun.

Kisah Legenda ini berkaitan dengan alasan mengapa danau ini dinamai demikian.

Kamu berencana untuk singgah ke destinasi wisata ini saat berpelesiran di Bengkulu? Simak dulu legenda asal-usul Danau Dendam Tak Sudah agar kunjunganmu semakin berkesan!

Baca Juga: Ide Camilan Simple, Hanya Bermodal 3 Bahan

Dahulu kala, hiduplah seorang kembang desa yang jelita bernama Esi Marliani yang menjalin hubungan asmara dengan seorang perjaka bernama Buyung.

Buyung tidak hanya rupawan, ia juga merupakan seorang laki-laki yang terkenal perkasa dan gagah berani.

Sepasang muda-mudi ini kerap menunjukkan kemesraan mereka di lingkungan sekitar, seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.

Baca Juga: Ide Minuman Segar Menyehatkan, Simak Resep Es Manado

Satu hari, mereka memadu kasih di hamparan ilalang yang juga ditumbuhi pepohonan cempedak yang tengah musimnya berbuah.

Halaman:

Editor: Wahidah Sofariah Asaroh

Sumber: dongengceritarakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X