Kemudian, Latenri Tatta Arung Palakka mengikat simpul akar kayu dan menghentakkan kakinya dengan kencang, lalu berlayar bersama empat ratus pasukannya ke tanah Buton.
Lalu, pasukan ini dikenal sebagai “Laskar to Angke”.
Kemudian, janji itu ditepati oleh Arung Palakka setelah berhasil memenangkan pertarungan Kerajaan pada waktu itu.
Yang menarik di Bukit Cempalagi ini bukan hanya aspek ceritanya, melainkan adanya beberapa prasasti yang dapat disaksikan sampai saat ini.
Ketika Arung Palakka mencapai puncak kemurkaannya, dengan kesaktian sebagai sorang Raja, ia mencakar atau makerebe.
Menghentakkan kakinya dengan kuat atau mattudu, dan bersumpah atau matangro untuk membebaskan rakyat Bone dari belenggu penjajahan Gowa.
Arung Palakka mengatakan “Tellabu essoe ri tengnga bittarae”. Demikian penjelasan mengenai sejarah adanya Telapak Kaki Arung Palakka. ***