Asal-Usul Danau Dendam Tak Sudah di Bengkulu, Destinasi Wisata Saksi Bisu Kisah Patah Hati Seorang Gadis

Mereka berlarian ke sana kemari, bersenda gurau, dan bernyanyi hingga menimbulkan perasaan iri bagi tiap pasang mata yang melihat adegan mesra nan romantis mereka berdua.

Bahkan para hewan dan tetumbuhan pun turut mengulas senyum tatkala menyaksikan dua anak manusia yang tengah di mabuk asmara itu.

Pohon beringin juga tak mampu menyangsikan kebesaran cinta Esi dan Buyung ketika tangan mereka menggenggam erat akar-akarnya dan bergelantungan ria seraya menyenandungkan kidung cinta. 

Akan tetapi, kronik asmara mereka tidak berlangsung lama dan berakhir indah.

Kisah cinta mereka tidak direstui oleh orang tua Buyung, dan ia pun sudah dijodohkan dengan seorang gadis anak dari Kepala Suku desa sebelah yang dipanggil Si Upik Leha.

Kecantikan dan kemolekan Si Upik Leha yang luar biasa telah menjadi buah bibir seluruh warga desa hingga Buyung pun jatuh hati terhadapnya dan melupakan dambaan hatinya kemarin, Esi.

Akhirnya, Buyung dan Upik pun menikah dan acaranya yang digelar dengan meriah pun disaksikan seluruh warga desa.

Esi yang terlampau putus asa pun menangis sejadi-jadinya hingga membuat hewan-hewan dan tetumbuhan merasa pilu dan turut menitikkan air mata. 

Tangisan Esi yang tak kunjung henti membuat air matanya lama-kelamaan menjadi air bah yang menerjang dan menenggelamkan desa tersebut.

Esi yang malang pun tak selamat, ia turut ditelan banjir air matanya yang dahsyat bersama dengan Buyung, Upik, beserta semua yang ada di desa tersebut.

Akhir kisah, terbentuklah sebuah danau besar, saksi bisu dari betapa hebatnya patah hati seorang gadis bernama Esi yang ditinggalkan oleh dambaan hatinya, yang dinamakan Danau Dendam Tak Sudah.

Tamat.***

Artikel Selanjutnya

'Pahlawan Street Center' Destinasi Wisata Di Tengah Kota Madiun: Cek Faktanya

Editor: Wahidah Sofariah Asaroh

Sumber: dongengceritarakyat.com